Selasa, 02 Agustus 2022

LAUNCHING DESA WISATA SUNGAI,DESA PASAR MELAYU KOLABORASI MAHASISWA POLTESA MANEJEMEN BISNIS PARIWISATA


 

Inilah Persiapan Nanti Malam yang akan berlangsung

Launching Desa Wisata Sungai  dan Pameran Produk Sambas.

Kegiatan ini bertujuan mengembangkan potensi wisata desa yang terletak di tepian sungai sambas. Desa pasar Melayu merupakan salah satu desa yang terletak di pinggiran sungai. Mahasiswa Politeknik Negeri sambas prodi manajemen bisnis pariwisata bekerjasama dengan pemerintah desa pasar Melayu sambas.

Bagi yang ingin datang langsung, nanti malam merupakan acara launching dari kegiatan ini. Yang dipusatkan di Aula Utama Kantor Desa Pasar Melayu Sambas.

Dari Tim liputan media JWTV SAMBAS

Share:

Terobosan Baru Karya Mahasiswa Poltesa, Ubah Sampah Plastik jadi Minyak



PONTIANAK - Mahasiswa Teknik Mesin Politeknik Negeri Sambas (Poltesa), Kalimantan Barat kembali membuat terobosan yaitu mampu menyulap sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.

"Pengelolaan sampah plastik tersebut dengan metode phirolisis. Teknik ini merupakan teknik sederhana dengan memanaskan sampah plastik dalam kondisi minim oksigen. Khususnya jenis sampah plastik polietilen dan polipropilen yang mana jenis tersebut terbuat dari minyak bumi," ujar Ketua Tim, Diko Hanuarhan dikutip dari Antara, Jumat (22/7/2022).

Dalam tim, Diko Januarhan tidak sendiri melainkan bersama Azizul, Khairul dan Mulia Azhari. Tim tersebut dibimbing langsung oleh Elandi, selaku dosen Teknik Mesin Poltesa.

Ia menjelaskan inovasi yang mereka buat merupakan jawaban atau sebuah solusi pengelolaan sampah plastik.

Kemudian minyak yang dihasilkan dari sampah plastik tersebut mengakselerasi target capaian baru energi.

“Dalam kegiatan ini kami mengambil sampel dari sampah plastik sebanyak 1 kg yang telah dicacah, kemudian dipanaskan dalam media tertutup dengan menggunakan kompor oli bekas," jelasnya.


"Sampah plastik yang dipanaskan dalam kondisi minim oksigen tersebut menghasilkan gas yang kemudian didinginkan menggunakan 3 tingkatan kondensor dan berubah menjadi fraksi cair yang mendekati fraksi bensin. Walaupun alat yang digunakan masih sangat sederhana, tetapi dapat mengolah sampah plastik menjadi 40 - 70 persen fraksi cair tergantung dari sampah plastik yang kita olah,” tambahnya.

Saat ini kegiatan pengolahan sampah plastik menjadi minyak yang dilakukan hanya dalam skala kecil karena terkendala alat yang digunakan masih sangat sederhana.

“Kami telah membuktikan dengan teknologi sederhana bahwa sampah plastik dapat kita olah menjadi minyak. Harapan kami, metode pengolahan sampah plastik menjadi minyak ini dapat diaplikasikan khususnya di daerah Kabupaten Sambas. Kami berharap pemerintah dapat memberikan peran dan dukungan sehingga kegiatan ini dapat berlanjut dan diimplementasikan ke ranah yang lebih luas,” kata dia.

Sementara itu Elandi, selaku dosen Teknik Mesin Poltesa menjelaskan bahwa sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup.

Peningkatan penggunaan sampah dalam hal ini yaitu sampah plastik merupakan konsekuensi dari berkembangnya teknologi, industri dan juga jumlah populasi penduduk.

Di Indonesia, kebutuhan plastik terus meningkat hingga mengalami kenaikan rata-rata 200 ton per tahun.

“Sebenarnya sudah ada beberapa alternatif solusi dalam penanganan limbah sampah plastik agar dapat diolah dan didaur ulang. Sebagai contoh sampah plastik dijadikan kerajinan, bahan bangunan, dan lainnya. Akan tetapi dalam hal ini mahasiswa kami berfokus pada pengolahan sampah plastik menjadi minyak. Kampus terus mendukung inovasi mahasiswa," ucap dia.

Share:

Mie Sagu Instan, Terobosan Dosen Poltesa dan Warga Sebangun




Poltesa – Mi Sagu Instan adalah olahan tepung yang terbuat dari pohon sagu. Dosen Agroindustri Pangan Politeknik Negeri Sambas (Poltesa) Rini Fertiasari, S.P., M.Sc dan Kiki Kristiandi, S.Pd., M.Si mendampingi warga Desa Sebangun untuk memproduksi Mi Sagu Instan yang bertempat di Desa Sebangun, Kecamatan Sebawi, Kabupaten Sambas.

Saat diwawancarai pada Senin (04/07/2022) Tim Inventor Mi Sagu Instan, yang juga sebagai Dosen Agroindustri Pangan Politeknik Negeri Sambas (Poltesa) Rini Fertiasari, S.P., M.Sc., mengatakan alasan mengapa dipilihnya sagu sebagai produk olahan yang akan diproduksi bersama warga Desa Sebangun yang didukung langsung oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kabupaten Sambas untuk meningkatkan daya siang sagu agar semakin berpotensi dan mempunyai nilai lebih.

“Alasan kami kepikiran untuk membuat produk Mi Sagu Instan adalah pertama dari Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kabupaten Sambas lewat Kepala Bidang Usaha Mikro beberapa kali bekerja sama bersama kami untuk pelatihan olahan. Saya pernah ikut Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Dosen bersama Pak Kiki Kristiandi di Tempatan, Desa Sebangun, Kecamatan Sebawi. Waktu itu masyarakat mengolah cireng dan pempek dari bahan dasar sagu, lalu saya melihat potensi saya tawarkan kepada Kabid Usaha Mikro, bagaimana jikalau kita mengelola Mi Instan dari bahan Sagu dikarenakan sangat berpotensi,” ujarnya.

Produk Mi Sagu Instan tidak menggunakan bahan pengawet kimia, hanya menggunakan garam sebagai perebusan sayuran, lalu sayuran tersebut dikeringkan.

“Kalau untuk masalah pengawet, kami tidak menggunakan pengawet jenis kimia, kami hanya menggunakan pengawet alami berupa garam pada saat perebusan sayuran wortel. Mi Sagu sendiri kami improvisasi antara sagu asli dan tepung terigu. Alasan di improvisasi juga karena minset masyarakat secara keseluruhan kalau kita memasarkan produk jangan hanya di lingkup Kabupaten Sambas saja, jadi kita harus berpikiran ke depan agar bisa menjangkau wilayah pemasaran yang lebih luas. Konsep awal kami adalah untuk mendukung program Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas yaitu One Village One Product (OVOP), saya harapkan memang ke sana nanti endingnya,” ujarnya.

Produk yang diolah dari sagu tersebut diproduksi secara tradisional.

“Untuk proses pembuatan Mi Sagu Insan di Desa Sebangun kita mengajarkan masyarakat secara manual atau tradisional dengan di angin-anginkan dikarenakan belum mempunyai alat yang mendukung seperti di laboratorium kampus yang sudah menggunakan oven pengering suhu,” katanya.

Rini mengatakan terdapat 2 jenis olahannya yaitu Mi Sagu murni dengan rasa original dan Mi Sagu yang dicampur tepung tapioka dengan rasa mie kuah dan dan mie goreng.

“Mi Sagu Instan terdapat dua item yaitu yang terbuat dari sagu murni dan sagu yang di campur dengan tepung terigu. Untuk mi sagu yang campuran tepung terigu hasilnya menjadi mie kuah dan mie goreng sagu instan sedangkan yang dari sagu murni menjadi mi sagu original. Umur simpan diruangan biasa tanpa pengawet dengan kondisi kering bisa bertahan lebih dari 6 bulan,” tambah Rini.

Rini menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi dan melakukan uji pasar serta akan memberikan jaminan perbaikan resep jika dari mi dan bumbu pelengkap terdapat kekurangan.

“Kemarin kami juga sudah berkoordinasi dengan kepala desa dan dinas terkiat untuk pendampingan jangan hanya pada saat pelatihan. Kami tim Inventor setelah melakukan uji pasar juga berusaha memberikan jaminan perbaikan formula atau resep baik itu dari sisi mi nya dan dari bumbu-bumbu pelengkap. Selain itu kami juga memberikan jaminan bersedia mendampingi jika ada perbaikan label, packaging, dan kami juga bersedia mendampingi saat hak karya ilmiah, jadi kami menyerahkan semua resep tanpa kami tutup-tutupi ke masyarakat,” jelasnya.

Ia mengungkapkan bahwa tujuan diadakan pelatihan tersebut tentunya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat, memberi nilai tambah bagi sagu, diversifikasi produk hingga memperpanjang umur simpan produk.

“Tujuan kita pelatihan itu untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat, memberikan nilai tambah kepada sagu, adanya diversifikasi produk dan memperpanjang umur simpan. Jangan sampai umur simpan yang harusnya bisa diperpanjang dengan rekayasa proses sampai 6 bulan jadi hanya bertahan 1 hingga 2 bulan saja,” ungkap Rini.

Mi Sagu Instan tersebut terdapat bahan pelengkap seperti mi instan lain pada umumnya dan dipasarkan dengan dibanderol seharga Rp.7000 ribu.

“Adapun untuk Mi Sagu dan pelengkapnya terdapat bumbu mie, bawang goreng, sayuran (wortel dan daun bawang), minyak goreng, kecap, dan saos. Harga Mi Sagu Instan dipasarkan seharga Rp.7.000 ribu. Untuk memasarkan produk juga bukan hal yang mudah, perlu dukungan dari semua pihak baik itu Pemerintah Desa, Diskumindag dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas,” pungkas Rini.

Tim Inventor Mi Sagu Instan sekaligus Dosen Agroindustri Pangan Poltesa, Kiki Kristiandi, S.Pd., M.Si., menyampaikan bahwa Mi Sagu Insan dapat dijadikan makanan pengganti atau food emergency.

“Mi Sagu Instan juga merupakan salah satu emergency food, yang mana pada waktu tertentu Sambas itu mengalami musibah banjir, jadi Mi Sagu Instan bisa dimanfaatkan sebagai emergency food,” ujar Kiki.

Ia menegaskan bahwa produk tersebut harus tetap diolah dan dipasarkan agar tidak diklaim oleh pihak lain.

“Sudah kami katakan juga kepada pihak desa untuk dikoordinir ibu-ibu yang mengikuti pelatihan, jangan sampai sebagun itu ide pengolahan produk ini diklaim oleh pihak lain, tapi Desa Sebangun hanya sebagai penyuplai bahan baku saja,” tegasnya.

Kiki menuturkan Desa Sebangun sudah mempunyai olahan produk dan menkadi vioner makanan yang terbuat dari sagu jangan sampai ide tersebut diambil oleh pihak lain.

“Jangan sampai produk ini terdompleng oleh pihak lain, Desa Sebangun sebagai vioner sagu tapi sudah diketahui oleh desa lain sehingga ini akan jadi boomerang desa sebangun. Kemarin sudah diberikan pelatihan, dikembangkan, diolah kembali oleh masyarakat dan Diskumindag juga memberikan bahan yang tidak sedikit untuk mengolah Mi Sagu Instan meski masih dengan pengolahan yang sederhana,” pungkas Kiki. (nik)

Sumber : https://pojokkatanews.com/2022/07/05/mie-sagu-instan-terobosan-dosen-poltesa-dan-warga-sebangun/

Share:

Recent Posts

Unordered List

Pages

Sample Text

Theme Support